look here

look here

Saturday, May 14, 2011

DID YOU KNOW

Lihat Mereka Yang Terus Belajar Untuk Anak Indonesia

mereka terus coba berlari
walau mereka jatuh tersandung berkali-kali
namun mereka tetap saling membangkitkan lagi

inilah mereka
hidup dengan perjuangannya

saksikan wajah-wajah ceria
di balik segala kesulitan yang dihadapi mereka
bersama

tawa mereka selalu melekat
canda mereka tak pernah kosong
wajah-wajah lelah mereka tampak pesonanya
walau kadang sesungguhnya
mereka menangis
berteriak
menjerit
marah
hingga sampai pada acuh tak acuh

tapi mereka terbaik
we are the team on
PKM SERU

Saturday, April 30, 2011

Surat Cinta Untuk Papa

dear papa,
aku anakmu sering kali lupa bersyukur
betapa indahnya hidupku bersamamu
memang tiada yang luput dari kata tidak sempurna 
termasuk dirimu dan aku
tapi kau terbaik untukku

papa,
aku baru berpikir
kau sangat sayang padaku
ketika kau sangat memperhatikanku

papa,
aku terharu
ketika aku sakit
kau tak segan mengurusiku
sebelum aku sakitpun kau tahu sepertinya aku akan sakit

papa,
kau selalu ada untuk membantuku
apapun kesulitanku
apapun kebutuhanku

papa,
kau selalu tak ingin melihatku bersedih
melihatku menangis
makanya kau selalu marah jika melihatku seperti itu
begitu bukan?!
kau selalu menghiburku dengan leluconmu
walau kadang aku tertawa karena leluconmu tak lucu
namun itu yang buatmu lucu

papa,
maafkan aku yang hanya selalu menyusahkanmu
maafkan aku yang hanya selalu membantahmu
maafkan aku yang hanya selalu membuatmu malu

papa,
mungkin aku tak dapat seperti apa yang kau harapkan
namun aku akan jadi anak yang dapat membanggakan

papa,
terima kasih
dan 
maafkan aku

Saturday, April 23, 2011

RUMAH ITU... (Wonderful House)

-satu tempat yang kini jika 5 menit ku berdiri di sana aku akan menangis-

kini usiaku 20 tahun. dulu, kira-kira mulai dari 18 tahun yang lalu usiaku 2 tahun. aku adalah salah satu anak yang paling beruntung. aku hidup dalam keluarga yang sederhana. tapi menurutku aku hidup dalam keluarga bahagia. itu cukup bagiku. rumahku dulu berhadapan dengan rumah salah satu saudaraku yang mereka tidak dikaruniai anak. mereka pasangan yang baik. aku memanggil mereka mbah. aku sangat dekat dengan mereka. amat dekat. sedekat ayah dan ibuku. mereka mungkin bisa dibilang orangtua keduaku. aku selalu ada di rumahnya yang berhadapan langsung dengan rumahku. rumah itu berada di tengah-tengah perkampungan. rumahnya besar, kebunnya luas, banyak pepohonan, asri nian, itu surga taman bermain bagi anak seusiaku dulu. dulu, aku bebas bermain di sana. bebas bermain hujan dari kucuran air yang datang dari sudut atap rumah di luar. bebas menaiki pohon-pohon besar (mangga dan rambutan) yang bercabang-cabang besar, yang kokoh untuk ku naiki dan ku buat gelantungan. kalau bisa dibilang, dulu aku anak alam. pohon, tanah, rumput, tanaman-tanaman, batu-batu, hewan-hewan adalah kehidupanku, mereka kawan baikku. aku bahagia ada di sana. rumah itu adalah kehidupan kecilku yang istimewa. oleh karena itulah, aku selalu ingat saat aku berusia balita. namun, sebelum usiaku 3 tahun, mbah (yang laki-laki) meninggal dunia. tetapi, masa balitaku masih berjalan menyenangkan.
masa balitaku yang menyenangkan itu kulalui di rumah itu. hingga aku remaja. namun suatu hari, entah kapan aku lupa, mbah memutuskan untuk menjual rumahnya dan pindah ke jepara. akupun ikut mengantarkan kepindahannya. aku lupa apa yang kupikirkan saat itu. sepertinya aku kesal. karena rumah itu adalah kisah kecilku yang mustahil dapat ku lupa. mungkin jika aku lupa ingatanpun hal itu yang akan masih tetap melekat dalam ingatanku.
rumah itu kini dimiliki oleh orang lain. aku tak mengenalnya. rumah itu tidak ditempati oleh pemilik barunya dalam waktu yang lama. setiap lewat di depannya, hatiku bicara "aku sedih melihat rumah ini tidak dirawat", "mengapa jadi seperti ini", "akan jadi apa rumah ini", "rumputnya semua mati, seakan mereka pun bersedih". dan kini,, beberapa bulan kini, rumah itu sedang di renovasi. pagar yang dari pohon-pohon bambu kecil tersusun rapi kini tiada lagi. tembok tinggi kini menghalangi. pohon-pohon besar taman bermainku kini tiada lagi yang dapat terlihat walau kenangan. tertebangi semua oleh orang yang tiada ku kenal. rumput-rumput yang walaupun mereka menangis, entah kemana kini. sekarang aspal yang keras meratakan halaman. rasanya aku ingin menangis. kebun yang luas kini kemana? sudah ada bangunan-bangunan yang entah apa lagi yang perlu dibesarkan. miris kumelihat gersang. semewah apapun nanti jadinya rumah itu, aku tak suka melihatnya.kenanganku semua sudah dihilangkan rupanya. namun tidak dalam sejarahnya. dan setiap kali ku melewatinya, wahai hanya ada kata yang berulang-ulang terucap dari bibir ini yang mewakili hati, "ck, sedih sekali aku melihatnya." rasanya aku ingin marah, kesal. tapi toh itu rumah siapa. semuanya berubah. kini tak ada lagi yang bisa ku lihat. rumah itu kini ada di balik tembok tinggi. yang tiiiiiinggiiiiiii sekali.
dan hingga kini aku tak tahu dimana penghuninya yang dulu.
sungguh aku rindu.
rindu ingin bertemu.
kapan waktu itu akan ada untuk sekejap saja temukan aku dengannya.
karena rumah itu kini terkubur dalam-dalam.
mungkin di wajahnya ada secercah kenanganku yang tersisa dulu.

-5 menit saja aku berdiri di hadapan rumah itu, mungkin semua rasa ini berlomba-lomba untuk meluapkannya. ada marah, sedih, tertawa. dan secepat mungkin ada bayangan kembalinya masa itu dan secepat mungkinpun menghilang begitu saja. hingga berakhir pada air mata-

Sunday, April 10, 2011

KATA IBU

"TUNGGU SAJA SAMPAI WAKTUNYA TEPAT"

kita selalu berbincang, apapun itu
kita selalu bicara, apapun itu
kita itu ibu dan aku
ibu selalu tau apa yang aku tak katakan padanya
jadi untuk apa tidak bercerita
lebih baik ceritakan saja semuanya
jika aku sedah jatuh hatipun mungkin ibu tau
tapi ibu tak pernah menegurku secara keras
ibu memang tak pernah mengizinkanku untuk itu
tapi ibu tidak melarangku untuk menyukai yang aku suka
ibu menasihati dengan cara lembutnya
dan aku tau itu caranya untuk menjagaku
jadi aku tak sampai hati untuk melanggarnya
'dengan waktu'
dulu waktu aku SMA, ibu bilang nanti saja kalau sudah kuliah
ketika sudah masuk kuliah, ibu bilang nanti saja kalau sudah semester 3
ketika sudah masuk semester 3, ibu bilang nanti saja kalau usiamu sudah 20 tahun
ketika kini sudah 20 tahun, ibu tak bilang apa-apa lagi
tapi aku tau jawabannya kalau aku tanyakan hal itu kembali
nanti saja kalau sudah lulus kuliah biar kuliahnya tidak terganggu
kira-kira apa yang akan dikatakan ibuku kalau aku sudah lulus kuliah nanti??
mungkin aku tau jawabannya
'ibu bangga padamu'
dan setelah aku bekerja nanti mungkin aku juga tau apa yang akan dikatakan ibuku
'mana calonmu?'
itulah KATA IBU ku
untuk menjagaku selalu